Monday 29 February 2016

Essay Rebana Minggu

Perspektif Literasi Dongeng atau Cerita Anak

Oleh Ceria Kristi Br Tarigan


Berbicara dongeng merupakan  kajian  sastra anak-anak. Mengingat hal itu istilah “sastra” dalam bahasa Indonesia mempunyai pengertian mengajar, mengarahkan, memberi petunjuk dan “tra” yaitu sarana, alat. Secara singkat sastra dapat berarti alat untuk mengajar. Buku petunjuk, buku instruksi, atau pengajaran; buku petunjuk mengenai seni cinta, Teeuw dalam (Mursini 2011:7). Dari dongeng terlihatlah sastra sebagai alat untuk pengajaran, sebab dongeng mengandung ajaran atau nilai-nilai moral.
Mengutip ulasan pada “Menumbuhkan Kembali Budaya Mendongeng, 22 November 2015” menarik sekali. Beberapa bulan lalu, tepatnya Agustus tema mengenai cerita rakyat diangkat menjadi dalam pekan bahasa. Faktanya hanya beberapa orang tua yang masih mendongeng, hanya saja ini juga menjadi perenungan untuk setiap orang tua. Jika orang tua sibuk, setidaknya orang tua mengambil inisiatif untuk memperkenalkan dunia buku kepada anak misalnya sebuah cerita anak atau dongeng yang dituangkan dalam bentuk buku.
Liotohe (1991:18) mengatakan, buku merupakan sahabat karib yang paling akrab bagi sang anak. Sebagai sahabat karib, buku mempunyai peranaannya dalam turut membantu perkembangan seorang anak.
Manfaat dari sebuah buku banyak sekali. Pertama, dengan membaca cerita anak-anak, dia tidak  merasa terasing sebab dia turut serta terlibat di dalamnya. Kedua, memperoleh kematangan emosi, intelek, kemampuan rohani. Ketiga, menanamkan rasa peka dalam batinnya, untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Keempat, pengetahuan mereka bertambah dan memperkaya perbendaharaan kata-kata.
Dengan demikian rasa ingin tau pada jiwa anak dapat dipuaskan. Mentalnya berkembang dan daya khayal dapat dibina dan diarahkan kepada tujuan-tujuan yang sehat.
Cerita anak atau dongeng tentu sangat banyak. Diketahui bahwa cerita anak atau dongeng mempunyai nilai moral yang tersimpan tidak baik misalnya bawang merah dengan bawang putih. Perlu saya tekankan bahwa cerita anak atau dongeng tetap harus diceritakan, namun solusinya adalah perlu memberikan catatan atau pengertian dari isi cerita yang terkandung di dalamnya.



Proses Pembelajaran dan Pembinaan

            Proses pembelajaran bahasa Indonesia terbagi menjadi dua bagian yakni linguistik dan sastra. Salah satu materi sastra yaitu dongeng yang merupakan kajian sastra anak-anak.  Pada hakikatnya, sastra anak-anak adalah sastra yang dapat mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak masa kini, yang dapat dilihat dan dipahami melalui anak-anak. Dari proses pembelajaran sastra terdapat manfaat nilai sastra bagi anak. Tarigan (2011: 6-8) membagi ke dalam enam bagian yaitu pertama, sastra memberi kesenangan, kegembiraan, kenikmatan kepada anak-anak. Kedua, sastra dapat mengembangkan imajinasi anak-anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, insan, pengalaman, atau gagasan dengan berbagai cara. Ketiga, memberi pengalaman –pengalaman baru. Keempat, mengembangkan wawasan menjadi perilaku insan. Kelima, memperkenalkan kesemestaan pengalamaan. Keenam, memberi harta warisan sastra dari generasi terdahulu.
Tidak dapat dipungkiri sastra lebih dekat dari proses pembelajaran bahasa Indonesia sebab awal pendidikan dasar memperkenalkan dunia cerita yaitu dongeng. Dongeng atau mendongeng erat kaitannya dengan proses pemerolehan bahasa. Anak dapat mengasah kemampuannya dalam menyimak sehingga mempunyai banyak perbendaharaan kata-kata. Untuk itu, adanya sarana atau media yang menarik untuk perkembangan sastra anak.
            Beberapa dongeng yang dapat diperkenalkan pada anak sejak usia dini melalui berbagai metode dan media yakni mendongeng yang disampaikan atau dipentaskan, membacakan buku bacaan, menyediakan buku bacaan, melalui berbagai bentuk permainan seperti mewarnai, puzzle ataupun menyusun dan menempel stiker puzzle. Metode yang digunakan haruslah menarik dan kreatif.
            Menjadi pertanyaan adalah bagaimana membuat media atau metode sekreatif mungkin?Metodenya, adalah memanfaatkan alat atau benda disekitar lingkungan maupun menggunakan alat elektronik. Sebelumnya peran ini tidak hanya orang tua tetapi guru ikut serta di dalamnya terlebih guru bahasa Indonesia. Kenyataannya, banyak guru ketika mengajarkan kompetensi dasar sastra tidak bisa mendongeng serta membaca puisi dengan baik. Pembinaan ini harus dilakukan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menambahkan pengetahuan sastra sehingga guru terampil dalam mendongeng.
Guru dapat membaca dongeng daerah terlebih dahulu lalu guru dapat melihat cara mendongeng dari versi audio misalnya mendengarkan versi audio dari nusantara bertutur. Nusantara bertutur adalah sebuah organisasi untuk menumbuhkan kembali budaya mendongeng. Dengan demikian mari kita saling berbenah dan tetap melestarikan budaya mendongeng!


Penulis adalah anggota KSI dan alumni Universitas HKBP Nommensen Medan.
Rebana, ANALISA 20 Desember 2015 

Puisi Analisa Rabu


PUISI
Di Balik Bulan

Oleh Ceria Kristi Br Tarigan

Bulan menatap
tak terungkap perangkap
jemari pun kian merapat sekejap terucap


Pada Sebuah Pertemuan

Oleh Ceria Kristi Br Tarigan

Kuterpenjara dalam lelap tidur silam lalu
betapa kita bertemu ketika
engkau menyenandungkan
lagu di rumah suci itu.
Senyum merekah kau tujukan untukku.
Meski begitu kutemukan lewat engkau
memanggilku


Malam

Oleh Ceria Kristi Br Tarigan

Masih kau ingat malam sebuah pertemuan itu?
saatku membaca sajak di istanamu
kau beku saat malam
sedang aku seibarat semburat bulan menunggu.
Masih ingatkah pertemuan itu?
ataukah pertemuan ini hanya imanjinasiku?

Taman Remaja Pelajar, ANALISA 25 Oktober 2015

ASYIK DI RUMAH, NGAPAIN AJA YA?

4 KEGIATAN ASYIK DI RUMAH DAN BERBAGI CERITA S udah dua bulan aktivitas dilakukan di rumah. Belajar, bekerja dan beribadah. ...