Kisah
Kasih :Berawal dari Singapore
(Oleh
Ceria Kristi Br Tarigan)
Judul : Goodbye Singapore
Penulis : Embart Nugroho
Tebal : 187 Halaman
Ukuran : 13 cm x 19
cm
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Cetakan : 2015
Kategori Buku : Novel
I S B N 10 :
602-249-864-3
Nadia
nama tokoh utama dalam novel ini. Nadia seorang mahasiswa berumur 19 tahun, ingin menikmati liburan ke Kuala Lumpur untuk
mengunjungi menara kembar Petronas tersohor itu. Gadis muda itu sangat berambisi sekali
tanpa seseorang menemani dirinya, tapi apa hendak dikata? Setiba di Bandara,
Nadia salah naik bus karena Nadia ketiduran. Dia baru sadar, ketika menayakan
seseorang yang disampingnya, mereka sudah di perbatasan antara Malaysia dengan
Singapora. Perjalanan pun terus melaju.
Singkat
cerita, ia bertemu dengan seorang lelaki bermata sipit. David Tan. Pertemuannya
berawal dari kesalahan Nadia masuk toilet laki-laki. Sontak Nadia terkejut dan
menyiram minuman ke David. Emosi David membludak sebab baju David kotor. David
tidak bisa menerima perlakuan Nadia. Dia mencari Nadia sehingga terjadi
keributan, mengakibatkan David ditahan oleh Satpam. Akhirnya, David menemukan
Nadia untuk bertanggung jawab atas perbuatan Nadia menjadi pembantu di sebuah
apartemen David. Nadia pun tidak dapat menolak tawaran David sebab Nadia kehilangan
uang dan passportnya.
***
Sepenggal
sinopsis ini mengingatkan saya pada gaya penceritaan penulis dan buah karyanya.
Betapa tidak, penulis produktif dalam
menghasilkan karya fiksi. Novel yang sudah terbit diantaranya, Guardian Angel
(Media Pressindo, 2011), Love Hurts (Media Pressindo, 2012), Nenek Galau (EazyNook,
2013), When I Fall In Love (Media Pressindo, 2013), Cinta Masih Ada (Media
Pressindo, 2013), Hantu Rumah Belanda (Media Pressindo, 2014), Hantu Casablanca
(Makam, 2014) serta Goodbye Singapore (Bhuana Ilmu Populer, 2015).
Penulis
mempunyai latar belakang pertanian,
dominan bergenre teenlit. Bertema
cinta. Secara universal, cinta hal yang
tidak mutlak dan tidak asing bagi kehidupan manusia. Cinta bersifat umum.
Sebuah cerita, biasanya tidak terlepas dengan cinta. Sebut saja cerita baik
mengandung sejarah dan budaya. Setiap bercerita seseorang, mempunyai gaya khas
tersendiri. Hanya saja, bagaimana cara penulis membungkus jalinan cinta itu.
Novel Goodbye Singapore ini, bisa saya katakan sebagai hiburan. Sesuai fungsi
sastra yaitu fungsi rekreatif. Fungsi rekreatif, memberikan rasa senang, gembira serta
menghibur. Isi cerita dikemas dengan bertemakan cinta. Untuk itu, dalam novel
ini penikmat sastra akan mendapatkan kesenangan dan terhibur terutama bagi
penikmat remaja.
Menggemari
dunia tulis-menulis dimulai sejak
sekolah menegah pertama. Kemahiran
penulis belum terampil menggunakan teknik-teknik dalam sebuah plot. Mengingat novel yang pernah saya baca,
penulis Embart Nugroho selalu menceritakan dengan teknik datar. Setiap bab
merupakan lanjutan dari cerita sebelumnya. Banyak menggunakan teknik dialog dramatik
sehingga narasi sangat minim. Bahasanya mudah dipahami.
Cinta dan benci itu
beda tipis. Itulah yang menjadi pengantar dalam kemasan cover depan novel ini. Dapat
dikatakan bahwa penulis ingin menyampaikan Cinta dan benci itu hanya berbeda
tipis. Cinta dan benci merupakan tanda untuk menunjukkan jalinan cerita David
dan Nadia yang saling membenci. Dari tanda cinta dan benci, merupakan kode
sebagai tanda bahasa yang ingin diungkapankan penulis. Kisah mereka menjadi
tertutupi dari kebencian dikarenakan
kebersamaan sehingga mereka menumbuhkan
benih-benih cinta.
Tidak
hanya itu, Embart dominan menulis fiksi berupa novel teenlit. Ada beberapa dialog terkenal dengan ciri khas Medan
seperti dalam dialog Nadia, “Ugh..siapa
yang menyuruhku simpatik? Orang Medan dan cara bicaranya saja yang keras, tapi
hatinya lembut, kok,” Seperti diketahui kebanyakan orang
Medan memiliki suara keras sehingga menimbulkan penafsiran yang banyak. Hal ini
ditegaskan penulis dalam novelnya. Penjelasan
kepada khalayak orang Medan sangat baik,
meskipun terkesan seperti marah.
“
Sayangnya, sungai-sungai di Indonesia
banyak yang dijadikan tempat pembuangan sampah. Kotor, bau, dan menjijikkan.
Ah, andai saja semua orang sadar akan kebersihan?oh.. Indonesiaku..”
sepenggal dialog ini juga mengingatkan perbedaan dari kedua Negara. Kedua
dialog tersebut patut diapresiasi sebab penulis menggunakan teori pragamatik
dalam dialog serta masalah TKI walau
hanya sekilas disampaikan oleh Embart.
Ada
beberapa point yang saya tekankan,
secara jujur isi dalam cerita mudah ditebak. Nadia jatuh cinta oleh David.
Kemudian kelogisan dalam cerita, terbukti dari kesatuan setiap bab. Terakhir
penulis memberikan rasa ingin tahu (suspense) kepada pembaca melalui cerita
Bobby dengan Nadia. Bobby adalah cinta terpendam Nadia. Perjumpaan di Singapore
menumbuhkan benih cinta tapi sayang Bobby hanya bersandiwara di depan Nadia.
Selain
itu, dari beberapa novel Embart selalu menggunakan tokoh perempuan. Tokoh
adalah salah satu unsur dalam cerita. Mengulas tentang penokohan perempuan,
saya ingat penulis novelis Paulo Coelho. Paulo Coelho merupakan penulis yang
berasal dari Brazil dengan gaya penceritaan tokoh perempuan. Penulis sangat
kental sekali dengan mendeskripsikan watak maupun jiwa psikologi seseorang. Saya
melihat dalam novel Goodbye Singapore masih sedikit pendiskripsian ketakutan
psikologi Nadia. Alangkah baiknya, ketakutan Nadia terdiskripsikan melalui dialog-dialog
yang hidup. Nadia berada di negeri orang terutama tempat yang salah dari tujuan
liburannya.
Penulis
Embart Nugroho (anggota KSI-Medan) dapat diapresiasi meskipun bahasa yang
digunakan bahasa gaul namun kecintaian penulis terhadap Medan menggambarkan
cerita dalam novelnya dengan setting Medan. Disamping itu, novel ini dikemas
dengan cover yang menarik terlihat simbol diantaranya singa, pesawat dan
passport.
Dengan
demikian, novel ini lebih khusus kepada
dunia remaja maupun mahasiswa semester awal. Jalinan cerita dibalut dengan happy ending romance. Berawal dari Singapore dan selamat tinggal
Singapore. David diam-diam juga telah
menyukai Nadia meski rahasia mereka terbongkar. Pada akhirnya, Singapore
menjadi saksi cinta mereka. Selamat menikmati!
Analisa,
Rebana 01 Maret 2015