Saturday 19 January 2019

REBANA, ANALISA 23 DESEMBER 2018




 Ceria Kristi Br Tarigan
PADA SEBUAH PERJALANAN
semusim berlalu mengenang asa
masih ingat saat gerimis tentang luka
kurajut memaknai sajak di kala orang pulas
pada dinginnya malam tak membuat kusempat
melukiskan pada kanvas
aku ingin pulang
meski angan tak sampai gemilang
orang-orang bilang melukislah
bercerita tentang kita saat senja berpulang.
10 November 2018
PENCAHARIAN
berhembus angin
tak juga ada raut wajah cerah
bukan hanya juga diam-diam kuhitung
selembar dedaunan perlahan menari seirama
ingin lagi tak berucap menghadang
apakah lagi daya merapal.
baik di sana ternyata
bukan bertempat tinggal.
11 November 2018 
BERPULANG
sudah dua minggu bersua merajut angan
mungkinkah jalan memisah jarak menikmati
masing-masing alam.
kadang berbelok menuju ntah ke mana.
mencari-cari berpulang tak lagi sama
hingga mata berkaca kaca
tanda anak-anak berkumpul pulang.
pulang
pulang bukan lagi untuk berpetualang
pulang
20 November 2018
Rebana, 23 Desember 2018 

ARTIKEL TAMAN REMAJA PELAJAR

Foto dari Internet/Sumber Analisa
                                               Mengisi Waktu Dengan Kegiatan Positif

                                                      Oleh Ceria Kristi Br Tarigan

Waktu berkaitan dengan aktivitas sehari-hari. Setiap ma­nusia memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam. Namun ada bebe­rapa orang mengatakan bahwa 24 jam itu tidak cukup se­dang­kan yang lain begitu lama. Sebe­narnya waktu terasa begitu cepat, hanya saja adakah agen­da dalam satu hari itu? Sebuah agenda sangat memengaruhi dalam mengisi waktu. Betapa tidak, jika tak ada agenda maka waktu kosong itu pun terasa membosankan. Lalu, bagaimana juga kalau kamu libur?
Mengisi waktu sangat penting sebab waktu akan terbuang sia-sia. Isilah waktu dengan kegiatan positif seperti berikut ini. Simak ya?
1. Tempat rekreasi
Kegiatan positif ini sangatlah tepat jika mengisi liburan panjang. Berlibur ke tempat wisata juga merupakan olahraga rasa. Sebenarnya ada 3 olahraga yang perlu dilakukan: olahraga tubuh, jiwa, dan rasa. Berkunjunglah ke tempat wisata. Apalagi pergi bersama keluarga. Ala­sannya, bisa semakin dekat dengan anak-anak. Anak juga akan merasa fresh dan semangat beraktivitas kembali, lebih terbuka dengan masalah yang dihadapinya di sekolah. Kun­jungilah tempat wisata bersejarah sehingga berkaitan dengan pelajarannya di sekolah. Misalnya museum. Jadi, anak semakin berse­mangat.
2. Kafe
Kafe juga tempat tongkrongan anak muda. Anak-anak muda banyak menghabiskan waktu di kafe. Namun sayang jika digunakan hanya untuk obrolan yang tak penting. Kamu bisa mengisi waktu dengan temanmu dengan cara diskusi seputar pelajaran atau rapat kecil-kecilan, mengerjakan tugas apalagi jika free wifi. Pasti kamu akan berlama-lama, bukan? Jadi ibarat pepatah, sekali mendayung, dua tiga pulau terlewati.
3. Taman
Taman juga merupakan tempat favorit yang wajib kamu kunjungi. Mengisi kegiatan positif dapat dibarengi dengan aktivitas yang menarik. Pertama, dapat berolahraga. Kedua, tempat berdiskusi atau melaksanakan acara. Ketiga, tempat kamu mencari ide dengan menulis. Cobalah menulis. Menulis membuatmu awet muda. Apalagi menulis di bawah teduhnya pohon. Tentunya, ide akan semakin banyak bermunculan.
4. Taman baca dan toko buku
Tak ketinggalan taman baca dan toko buku juga cocok dikunjungi.  Terutama bagi pelajar dan mahasiswa. Mustahil akan pintar kalau tak membaca. Seperti dikatakan penulis novel Joestein Gardeer dan Klause Hagerup, “Aku tahu, setiap kali aku membuka sebuah buku, aku akan bisa menguak sepetak langit. Dan jika aku membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku menjadi lebih besar dan luas.”
Jelas dari pernyataan tersebut bahwa buku adalah jendela dunia. Tetaplah membaca dimulai sejak dini sebab akan sendirinya maniak mem­baca. Namun jika kamu sudah mahasiswa, bukan berarti kamu ketinggalan. Mari memulainya sekarang juga. Setidaknya, mulai dengan mem­baca yang ringan Kemudian, kamu akan terbiasa membaca teks yang berat.
Terakhir, toko buku juga tempat gudangnya ilmu meski tak membeli. Setidaknya, kamu mendapatkan ilmu dengan membaca buku beberapa jam di toko buku itu, sambil melihat buku apa saja yang terbaru.  Mari contoh  Jepang yang memiliki warga maniak membaca buku sampai-sampai mereka tahan berdiri hanya untuk membaca. Jadi giliran kita kapan lagi? Segera!
5. Lapangan
Kamu juga dapat mengisi agendamu untuk berolahraga. Misalnya, lapangan di tengah kota juga menjadi favorit masyarakat misalnya Lapangan Merdeka. Ada yang berlari menge­lilingi lapangan, ada sekadar membawa anak-anaknya mengirup udara segar. Berolahraga bisa jadi agenda untuk menyegarkan tubuhmu apalagi jika di akhir pekan. Lalu, di malam hari pengun­jung juga berdatangan jika tidak ada acara. Nah, bagi kamu pecinta drone, bisa melakukan kegiatan untuk melatih mengambil sudut pandang di tengah kota saat malam hari. Ayo coba abadikan gambarmu di tengah kotamu!
Artikel Rubrik TRP Analisa, 16 Desember 2018 

ARTIKEL LINGKUNGAN, SEKOLAH RAMAH ANAK DENGAN BAHAN NON-ORGANIK

                           Sekolah Ramah Anak Dengan Bahan Non-Organik

                                      Oleh Ceria Kristi Br Tarigan

SEBUTAN sekolah ramah anak akhir-akhir ini menjadi tren bagi setiap tingkat pen­didikan, khususnya sekolah dasar. Istilah sekolah ramah anak adalah satuan pendi­dik­an formal, nonformal dan informal yang aman, bersih, sehat, pe­duli dan berbudaya lingkungan hidup, dan mam­pu men­jamin.
Selain itu memenuhi, menghargai hak-hak anak dan per­lindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawaasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuh­an hak dan perlindungan anak di pendidikan.
Betapa tidak, anak-anak diajarkan bagaimana memi­lih makanan yang patut di­konsumsi serta bagaimana seorang anak ramah dengan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari semboyan yang dikenal dengan istilah Opung Sari, yakni Operasi Pungut Sampah Setiap Hari pada Kabupaten Deli Serdang itu sangat menginspirasi. Na­mun hal yang belum disadari sebagian masyarakat adalah betapa pentingnya meman­faatkan sampah tersebut.
Sampah dapat dikategori­kan menjadi dua bagian yak­ni sampah organik dan sam­pah non- organik. Diketahui bahwa sampah organik lebih mudah penguraiannya dari­pada sampah non-organik. Sampah non-organik con­toh­nya bahan yang terbuat dari plastik. Para konsumen tentu­nya banyak mengkonsumsi bahan plastik dalam setiap rumah tangganya.
Tidak usah jauh, salah sa­tunya botol air minum aqua dan sejenisnya. Ini menjadi masalah meskipun dapat di­daur ulang kembali. Terka­dang botol bekas aqua plastik ber­serakan di tengah-tengah lapangan misalnya seusai upacara peringatan baik di hari ulang tahun Republik Indonesia ataupun acara lain­nya. Inilah yang menjadi problematika kita.
Masalah problematika ini menjadi tugas pribadi ma­sing-masing. Saya jadi ter­ingat oleh salah satu negara yang disiplin dengan sampah yakni Jerman. Masyarakat Jerman pada umumnya me­mi­liki empat tong sampah. Masing masing sampah dibe­dakan menjadi empat bagian. Seperti yang tertulis dalam artikel, “Belajar Membuang Sampah di Jerman Oleh Thomson Hs, Analisa 06 Januari 2018.
Keempat bagian itu ada­lah:
Per­tama, tong berwarna kuning (gelbe Sacke) dikhu­suskan untuk sampah-sam­pah kemasan (verpackungen) dari bahan plastik dan ka­leng.
Kedua, tong berwarna bi­ru (blaue Mülltonne) untuk sam­pah-sampah dari bahan kertas.
Ketiga, tong berwar­na hi­tam (Schwarze Müll­tonne) untuk limbah sisa dan yang susah dipilah (restmüll) se­perti pem­balut, popok bayi, tissue, mainan rusak, perabot rumah tangga yang rusak, termasuk sisa makanan yang tidak habis.
Keempat, tong berwarna coklat (braune Mülltonne) untuk sampah berbahan or­ganik (biomüll) seperti sisa sa­yuran, kulit buah, dedaun­an, sampah kopi atau teh, dan lain-lain.
Hal tersebut patut di­con­toh. Kebiasaan itu harus di­mulai dari diri sen­diri. Lalu yang perlu dilakukan adalah bagai­mana menciptakan sua­sana ramah lingkungan terle­bih di sekolah. Bagaimana mengajak anak didik untuk mengenal sekolah ramah lingkungan. Pertama sekali ajarkan kepada anak-anak jenis sampah terkhusus sam­pah non-organik.
Sampah non-organik ada­lah sampah yang dihasilkan dari berbagai macam proses, di mana jenis sampah ini ti­dak akan bisa terurai oleh bak­­teri secara alami dan pada umumnya akan membutuh­kan waktu yang sangat lama di dalam pengu­raiannya. Sebut saja botol bekas air mi­num dalam kemasan. dari bahan plastik, ternyata dapat didaur ulang menjadi sebuah pot bunga.
Cara pengolahanya cukup mudah. Pertama sekali lu­bangi atas bawah sebanyak empat lubang kanan dan kiri aqua tersebut dengan seutas kawat yang telah dipanaskan dengan api. Lalu, pasang tali kedua pada bagian botol. Sam­bungkan botol lainnya dan beri penahan kayu atau kawat agar tidak kendur sam­pai tingkat ketiga. Pot terse­but siap untuk digu­nakan. Isi tanah yang penuh humus. Tanamlah bunga krokot. Lalu gantungkan di sekolah­mu.
Sekolah yang penuh kein­dahan akan membuat betah anak-anak untuk belajar. Bu­kankah hal pengolahan botol aqua bekas itu mengurangi sampah non-organik?Justru hal itu yang belum banyak dilakukan. Sekolah di perko­taan juga dapat menciptakan lingkungan hijau di tengah-tengah kota. Ciptakan seko­lah hijau dengan bahan non-organik! Memungut satu sampah botol plastik berarti sudah mencintai budaya cinta lingkung­an. Ayo, kapan lagi!
Artikel Lingkungan, Analisa 05 Agustus 2018 

ASYIK DI RUMAH, NGAPAIN AJA YA?

4 KEGIATAN ASYIK DI RUMAH DAN BERBAGI CERITA S udah dua bulan aktivitas dilakukan di rumah. Belajar, bekerja dan beribadah. ...