Oleh Ceria Kristi Br Tarigan
Indonesia mempunyai tradisi atau
kebiasaan yang berbeda. Suku dalam setiap provinsi sangatlah beragam seperti
Sumatera Utara.
Berbicara
tentang tradisi tentulah sangat menarik. Khususnya tradisi di Sumatera Utara. Sumatera
Utara mempunyai 8 etnik yakni batak
Toba, batak Simalungun, batak Karo, batak Mandailing, batak Pakpak, Nias,
Melayu dan suku Jawa. Tradisi merupakan suatu kebiasaan yang menjadi filosofil
pandangan orang. Biasanya cenderung dalam pesta adat pernikahan. Betapa tidak,
kebudayaan tidak akan terlepas dari cara pandangan tradisi orang. Tidak hanya
itu, di dalam pesta adat banyak prosesi yang harus dilaksanakan. Kali ini, saya
akan membahas pentingya pesta adat.
1. . Warisan
Leluhur
Dengan
adanya pesta adat kita mengetahui apa yang menjadi filosofil dalam setiap acara
adat seperti pesta adat pernikahan. Dalam setiap ras atau suku tentulah
berbeda-beda cara pandangannya. Misalnya suku batak Toba yang selalu cenderung
memberikan umpasa atau pantun dalam
setiap pernikahan. Dengan mengetahui makna umpasa itu, calon pengantin pun akan
menanamkan nilai – nilainya ke dalam hidup mereka. Tak hanya itu, ulos
merupakan hal yang penting dalam pesta adat. Dan terakhir, yakni tarian. Oleh
sebab itu, warisan leluhur itu harus tetap dilestarikan sebagai pentinya nilai
budaya yang terkandung.
2.
. Adanya
tradisi atau aturan adat
Pesta
Adat adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang tua untuk anaknya.
Mengapa? Karena anak akan membangun keluarga sendiri. Anak akan berpisah.
Membangun keluarga sendiri. Namun, hal
unik yang terjadi dalam batak Karo. Misalnya dalam batak Karo jika belum mengadati
maka anaknya nanti tidak boleh diadati,
harus orang tua terlebih dahulu baru kemudian anaknya, begitulah hukum adat
yang diyakni
3. Sumber
pengetahuan
Pengetahuan
merupakan ilmu yang harus diketahui. Hubungannya dengan tradisi adat yakni
memperkenalkan budaya kita sendiri. Di dalam tradisi pesta adat banyak sekali
prosesi acara untuk mendalami filosofil
melalui sumber atau alat yang digunakan. Misalnya saja dalam batak Karo harus
menyediakan ayam susun yang dicampur dengan kelapa. Kebiasaan tradisi untuk
melandasi bahwa si pengantin akan teratur rumah tangganya. Berbeda dengan, batak
Toba yang cenderung dengan masakan ikan emas.
Sebenarnya
hal ini penting apalagi di dalam pesta
tradisi terdapat sastra lisan yakni umpasa atau pantun, tarian daerah. Mengingat
di era globalisasi ini semakin lemahnya
kepedulian anak muda terhadap budayanya. Hal yang harus ditekankan bahwa pesta
adat merupakan pondasi untuk tetap dilestarikan. Apalagi di era globalisasi ini
banyak sekali pengaruh budaya barat di indonesia. “Saya melakukan, maka saya
paham”—Confusius. Oleh sebab itu,
mari generasi muda tetap mencintai budaya tradisi baik dari hal kecil seperti
tradisi pesta adat budaya kita sendiri, kalau tidak dimulai sekarang kapan lagi, kalau
tidak kamu siapa lagi?
Klasika-KOMPAS,12
Maret 2014
No comments:
Post a Comment