![]() |
Picture Dok Permata GBKP Renungan Harian https://permatagbkp.org/ |
Mejuah-juah man banta kerina!Salam sitandaan, ya.
Langsung aja ya, sebelum membaca renungan mau sharing sedikit ini berhubung menyempatkan waktu ngisi blog, hehe.
Kali ini aku menulis renungan bukan karena "Ada apanya", melainkan kerinduan menulis rohani. Biasanya nulis Puisi, Cernak, dan Essay. Sebelumnya aku baca dari web permata GBKP Pusat syarat ketentuannya. Aku juga cek dari Ig. Nah, langsunglah aku menulis Renungan Harian agar apa yang aku tulis bisa menjadi berkat bagi orang lain.
Nah, kalo soal mengirim naskah pastinya dikirim lewat email. Tulisanku berkisar hampir sebulan di kabari oleh redaksi yaitu kak Devi Barus bahwa tulisan renungan harianku akan terbit di website PERMATA GBKP Pusat. Puji Tuhan kerinduan untuk nulis buat kemulian Tuhan rasanya senang sekali bisa melayani lewat tulisan.
Selamat membaca.....
Mazmur 147 : 3
“Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka”
Penulis
mengambil ayat tersebut dengan menghubungkan bagaimana tentang luka ditinggal
orang yang dikasihi. Sebut saja, kedua orang tua. Orangtua adalah tempat
berteduh, bercerita serta membalas kebaikan yang mungkin tak terbalaskan. Masih
ingat masa kanak-kanak jika tidak melihat orangtua kita ? dan bagaimana semua
terjadi jika kita kehilangan kedua orangtua di usia yang cukup untuk belajar
mandiri ? Kehilangan orang yang kita kasihi begitu sulit untuk diterima,
tetapi Tuhan sendiri lebih besar kuasanya dibandingkan luka yang dialami.
Ada sebuah kisah, “Ada seorang PERMATA
yang ditinggalkan kedua orangtua. Satu tahun sejak ia lulus menjadi
seorang sarjana, ibunya sakit dan meninggal. Anaknya ketika itu berusia
23 tahun. Ia belum sempat membahagiakan orangtuanya. Setahun setelah kepergian
ibunya, bapaknya dipanggil oleh Tuhan karena kecelakaan lalu lintas. Ia sangat
terpukul dan tidak menyangka begitu cepat kedua orangtuanya pergi.
Perasaan lemah dan rapuh tentu
saja ada. Lalu, apa yang harus dilakukan?
Dengan mencari TUHAN.
Matius
11:28, “Marilah kepadaku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu.”
Memang jika kita pikirkan jalan Tuhan tak terselami dan tak mudah
dimengerti tapi percayalah Tuhan pasti pulihkan.
Janganlah berlarut dalam kesedihan
sehingga membuat kita lemah. Pandang dan bangkit. Kamu itu tidak sendiri
sekalipun orangtua tidak ada lagi. Tuhan beserta kita. Begitu juga kamu rasakan
banyak sayang kepada kamu! Perjalanan begitu panjang. Masih banyak yang belum
dikerjakan. “Bersukacitalah
dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam
doa!” (Roma 12:12).
Marilah kita tetap percaya, bertekun
dalam doa meminta kekuatan dari Tuhan sebab firman Tuhan memampukan kita untuk
menjadi seperti burung
rajawali yang naik terbang dengan kekuatan
sayapnya, mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak
menjadi lelah (Yesaya
40: 31).
Jika kita memiliki masalah,
berkomunikasi dengan Tuhan. Dan sekali lagi, jangan larut dengan marahmu!
Bukankah marah berdampak negatif. Ada beberapa hal yang perlu direnungkan:
1. 1. Marah berdampak bagi kesehatan
Marah menimbulkan tindakan yang membuat
malas melakukan sesuatu. Misalnya saja, tidak mau makan atau menunda makan
karena ada masalah. Nah, sering anak muda atau PERMATA melakukan ini atau hal
sekecil lainnya Bukan saja berdampak bagi kesehatan tetapi membawa
kejahatan. Tuhan berfirman, “Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu,
jangan marah, itu hanya membawa kejahatan. (Maz 37:8)”
2. 2. Marah membuat hubungan dengan Tuhan dan
sesama tidak baik
Tak dapat dipungkiri semua orang
tentunya pernah marah. Marah membuat kehilangan kendali. Apabila kehilangan
akal sehat, maka kata-kata serta tindakannya tidak dapat terkontrol. Misalnya
saja, dengan perkataan. Akibatnya, hubungan ini menjadi tidak baik. Oleh karena
itu, “hendaklah
kamu ramah seorang yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.(Efesus 4:32)”
Terakhir, kerjakanlah bagianmu. Ingat,
kita adalah pilihan Tuhan yang begitu berharga di mataNya. “Bukan kamu yang memilih Aku,
tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan aku telah menetapkan kamu, supaya kamu
pergi dan menghasilkan buah-buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada
Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu (Yoh 15:16)”
Waktu kita bukan waktu Tuhan,Tuhan akan
membalut luka dengan sukacita bagi kita yang percaya. Semangat!
Sumber : Ceria Kristi br.Tarigan,
PERMATA GBKP Runggun Bangun Purba, Klasis Lubuk Pakam
Terima kasih sudah membaca. Tuhan Memberkati.
No comments:
Post a Comment