CERITA ANAK
Pensil
dan Pulpen
(Oleh
Ceria Kristi Br Tarigan)
Di
ruang kamar Tina terdapat aneka permainan. Meja belajar serta alat tulis
sangatlah lengkap. Buku Tina tersusun rapi mulai buku teks sekolah, buku untuk
mewarnai yang sering sekali Tina
gunakan. Tina suka sekali menggambar. Orang tua Tina sangatlah perhatian
apalagi untuk alat keperluan sekolah. Malam itu tampak indah, bintang-bintang
kelap-kelip bercahaya. Meja belajar Tina diletakkan dekat jendela agar Tina
bisa menatap keindahan malam hari dari jendela.
Pensil
dan pulpen tersusun dengan rapi di atas meja belajar. Aneka pensil dan pulpen
sangat disenangi Tina. Malam hari Tina membaca
majalah Bobo cerita dari negeri dongeng. Tina ingin sekali menjadi seorang pendongeng,
Tina berharap menjadi seorang pendongeng seperti Hans Christian Anderson. Selesai membaca, Tina
menggambar seorang penyihir yang baik. Tina mengambil buku gambar, pensil serta
pulpen.
“Aku
gambar seorang penyihir yang baik dulu. Ambil pensil atau pulpen ya?” ucap
Tina.
“Tina
ambillah aku pensil, meskipun aku terbuat dari kayu dan arang sangatlah cocok
kau gunakan untuk menggambar,” jawab Pensil.
“Ambillah
aku untuk menggambar meskipun orang jarang menggunakan pulpen untuk gambar tapi
akulah yang lebih praktis tidak seperti pensil. Pensil akan tumpul jika kita
gunakan. Jika aku kau gunakan maka kau tidak perlu menajamkannya karena aku
lebih praktis,” ucap pulpen
“Ya
memang pulpen praktis tapi bagaimana dengan kesalahan untuk menggambar.
Tentunya tidaklah mungkin dihapus. Aku adalah pensil yang pertama sekali muncul
sebelum pulpen,” jawab pensil kepada pulpen.
Tina
pun merasa binggung kali ini atas apa yang dikatakan pensil dan pulpen. Mereka
tidak mau kalah dengan ucapannya. Masing-masing mereka membujuk Tina mana yang
digunakan untuk menggambar. Tiba-tiba
pintu diketuk. Mama Tina datang untuk menghampiri Tina. Mama Tina pikir Tina
udah tidur ternyata Tina belum tidur.
“Loh,
Tina belum tidur ya? Kenapa belum tidur sayang?”tanya mama dengan nada rendah. “Ya
mama. Tina belum Tidur karena Tina pengen menggambar tapi Tina binggung untuk
pilih yang mana antara pensil dan pulpen”
Mama Tina menjawab dengan ilmu lain.
Namanya adalah filsafat. Tina ingin sekali mendengar penjelasan mengenai
pensil. Tina adalah orang yang ingin selalu tau dan senang mendengar kata baru.
Lalu mama pun mulai menjelaskannya.
“Pensil selain untuk menggambar
dapat digunakan untuk menulis. Pensil ada lima kualitasnya. Pertama, Tina bisa berbuat apa saja
dalam hidup ini tapi jangan lupa karena tangan Tuhan yang membimbing kita. Kedua, pensil memang perlu ditajamkan
dengan rautan. Dalam hidup ini Tina harus menerima penderitaan dan kesusahaan
karena merekalah yang akan membuat dirimu lebih baik. Ketiga, pensil selalu memberikan kesempatan kepada penghapus untuk
memperbaiki kata-kata yang salah. Maka dalam hidup ini kita perlu memperbaiki
kesalahan agar kita berada di jalan yang benar”.
“Lalu yang keempat apa ma?”tanya
Tina penasaran.
“Keempat, arang yang ada di dalam pensil sangatlah penting. Maka
selalulah hati-hati dan sadar hal-hal dirimu. Kelima, pensil selalu meninggalkan tanda atau goresan seperti juga
Tina harus sadar kalau apapun yang diperbuat dalam hidup ini akan meninggalkan
kesan. Jadi selalu hati-hati dan sadar
terhadap semua tindakan”
“Oh gitu ya mama. Jadi antara pensil
dan pulpen ini mana yang Tina pakai?” tanya Tina.
“Menurut mama pakailah pensil.
Pensil dan pulpen adalah alat tulis. Mereka dibuat dengan ciri-cirinya
masing-masing. Nah, satu lagi mama bilang kalau antara pensil dengan pulpen
tidak boleh diplih-pilih mana yang paling hebat begitu juga dengan teman. Tidak
boleh memilih-memilih teman”
“Ya mama Tina sekarang ngerti,”
jawab Tina penuh semangat.
Cerpen anak terbit Analisa, 10 Nopember 2013
No comments:
Post a Comment