Wednesday 17 January 2018

Artikel Taman Remaja Pelajar Analisa Minggu


MENULIS KARANGAN
Oleh Ceria Kristi Br Tarigan

Menulis merupakan hasil pemikiran yang ingin disampaikan ke dalam bentuk tulisan. Apa kamu ingin menjadi seorang penulis?Lalu, apa syaratnya untuk bisa menulis?

Mendengar istilah kata "menulis" mungkin tidak asing lagi. Betapa tidak dari sekolah dasar bahkan sekarang ,menulis adalah sebuah keterampilan. Ada empat aspek keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Berbicara menulis bahkan sehari-hari di sekolah sudah hal biasa, bukan? Beberapa orang menganggap menulis sangat sulit tapi Arswendo Atmowiloto berkata, “Menulis itu sangat gampang.”
Sejak SD tentunya sudah belajar menulis. Semua huruf (fonem) dari A-Z sudah diketahui. Lalu rangkailah kata demi kata. Semua terletak pertama sekali adalah niat dalam diri sendiri. Terus belajar dan tak pernah putus asa. Nah, kali ini saya ingin mengajak sahabat muda mengingat ulang mengenai mata pelajaran. Tentunya, setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang suka pelajaran matematika, biologi, kimia dan lainnya. Bagaimana ada yang suka pelajaran bahasa Indonesia?
Bahasa Indonesia adalah sebuah mata pelajaran yang umum. Bahkan menulis sebuah karangan adalah salah satu kompetensi dasar dalam satuan pendidikan. Siswa diajak cakap atau terampil menulis sebuah karangan. Coba kamu ingat pasti banyak tugas yang pernah diberikan guru kamu dalam menulis karangan baik itu puisi, cerpen dan karangan ilmiah populer. Lalu, mau dibawa ke mana tugas kamu itu? Apakah kamu ingin membiarkannya atau mengedit ulang tugas karangan kamu itu.
Menulis adalah sebuah proses. Sayang jika dibiarkan begitu saja. Jadikan sebuah karyakamu, sahabat muda. Ide itu sangat berharga. Coba kamu pelajari jenis karangan. Lalu, tumbuhkan sebuah minat kamu menjadi seorang penulis. Bayangkan kalau nama kamu ada di Koran. Selain senang dan bangga. Karya kamu dibaca dan diapresiasi orang. Penulis jadi teringat pepatah mengatakan sekali menyelam, dua pulai terlewati. Meski itu sebuah tugas. Tugas itu tidak sia-sia. Pasalnya, selain tugas sekolah. Kamu bangga bahwa tulisan kamu dapat dimuat di media. Sesuatu itu sangat luar biasa. Berikut akan saya bahas bagaimana proses dalam menulis, sahabat muda. Simak terus, ya:

1.      Membaca
Pertama, adalah membaca. Membaca sangat penting. Salah satunya adalah kunci dalam menulis. Seorang penulis adalah seorang pembaca. Mustahil kalau ingin menjadi penulis tidak suka membaca. Menulis sama seperti gelas kosong. Gelas itu harus di isi hingga penuh. Begitu pula dengan  menulis terlebih banyak membaca sehingga bahan referensi banyak Bisa belajar dari media Koran misalnya kalau ingin menulis di Analisa. Kenali gaya bahasa Analisa Intinya seorang penulis harus suka membaca. Dan dari kegiatan membaca itu seorang penulis juga mendapatkan ide-ide. Bambang Irwanto juga penulis mengatakan, “Ide sangat banyak sebab ide ada di sekitar kita.”

2.      Ide
Ide adalah pokok pikiran dalam cerita. Seperti saya sampaikan bahwa ide itu dapat dari membaca, melihat, mendengar sebab ide ada disekitar kita. Lalu, asah kepekaan kita (berempati). Jadi tidak ada alasannya ketika ingin menulis idenya tidak ada. Pikirkan bahwa kalau idenya begini, bagaimana ya, alur ceritanya. Usahakan jalan ceritanya tidak datar. Temukan konflik. Dan tak lupa buatlah paragraph pembuka yang menarik. Caranya adalah open ending. Apalagi kalau menulis sebuah karangan cerita misalnya cerpen remaja dan cerpen anak. Konflik pembuka baik dimulai dengan narasi atau dialog. Lalu imajinasikan. Tentu banyak pengalaman kamu. Bisa dimulai dari buku harian kamu. Coba kamu buka ulang cerita apa yang pernah kamu tulis. Dan pesan apa yang ingin disampaikan.

3.      Menulis.

Ide sudah dapat. Lalu tulis. Tulis apa yang kamu ketahui. Gunakan otak kirimu. Jangan memikirkan teori. Selesai kan tulisan kamu. Lalu kamu edit (perbaiki). Gunakan otak kanan. Perbaiki kata, dan tanda baca. Begitu selesai. Kirim naskah. Sahabatmu dan bias mengirimkannya ke rubrik cerpen anak di harian Analisa. Sahabat muda juga bias belajar dari karya-karya yang terbit. Terus menulis. Kirim. Lalu lupakan. Jangan tunggu-tunggu sampai terbit. Jangan menyerah menulis. Yakin dan terus belajar. Semoga ulasan ini bermanfaat ya sahabat muda. Salam semangat menulis. 

Taman Remaja Pelajar, Analisa 14 Januari 2018 

No comments:

ASYIK DI RUMAH, NGAPAIN AJA YA?

4 KEGIATAN ASYIK DI RUMAH DAN BERBAGI CERITA S udah dua bulan aktivitas dilakukan di rumah. Belajar, bekerja dan beribadah. ...